Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 6 Pamekasan
Sumber : Jawa Pos,Kamis 14 Februari 2008
Tiap sekolah pasti punya keinginan dan harapan utuk meraih berbagai keunggulan.Ada berbagai parameter yang bisa menyiratkan keunggulan sebuah sekolah.Misalnya,ketersediaan sarana dan prasarana,guru dan siswa yang berprestasi akademik maupun non akademik,tingginya masukan,(intake) dan keluaran (output) siswa,lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif,hingga jalinan komunikasi yang efektif antara sekolah dengan orangtua siswa serta masyarakat.
Selain itu, keunggulan sekolah bisa ditilik dari implementasi kurikulum yang didasarkan pada kebutuhan sekolah,siswa dan masyarakat.Masih banyak criteria yang bisa mengategorikan sebuah sekolah menjadi unggul.Namun tak semua sekolah bisa memenuhi syarat tersebut.
Lalu apa yang harus dilakukan seandainya sekolah lebih banyak punya keterbatasan disbanding keunggulan ? alternatifnya adalah memaksimalkan potensi yang ada sembari berbenah mengatasi keterbatasan.
Salah satu yang mungkin tak membutuhkan dana besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas sekolah perbaikan serta strukturisasi muatan kurikulum sekolah.Lazim diketahui,seiring perubahan zaman,kemajuan lmu,dan teknologi serta tuntutan dunia global,perubahan kurikulum mutlak diperlukan.
Muatan kurikulum yang disediakan sekolah harus diselaraskan dengan kultur,kondisi kebutuhan siswa,sekolah serta masyarakat di sekitar sekolah.Kurikulum itu harus juga mampu menjawab tntutan dunia global dan dunia kerja.Selain itu kurikulum yang disusun sekolah harus mampu memberikan keunggulan yang memadai bagi siswa,sehingga mereka mampu bersaing dalam menghadapi tantangan dunia global.
Kurikulum yang disusun sekolah harus mampu menjadi center of excellence atau pusat keunggulan yang menjadi pembeda antara sekolah satu dengan sekolah yang lain.Semua itu sejatinya sudah disyaratkan dalam tujuan yang disusun oleh kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Lalu apa muatan kurikulum alternative yang mampu meningkatkan kualitas pengetahuan siswa dan kualitas sekolah ? Penulis mengajukan kurikulum dengan muatan sustained silent reading (SSR )
SSR merupakan sebuah periode waktu membaca yang tidak terganggu dengan tanpa bersuara.SSR didasarkan pada sebuah konsep bahwa membaca adalah sebuah ketrampilan.Prinsipnya semakin banyak dijalani,semakin baik tingkat ketrampilan yang diraih.SSR berasumsi bahwa siswa belajar banyak dengan membaca banyak.
Bagaimana sebenarnya implementasi kurikulum tambahan menggunakan teknik SSR di sekolah ?
SSR dilakukan secara serentak di setiap kelas di sekolah tersebut.Kegiatan ini dimaksudkan sebagai penambahan muatan kurikulum sebanyak satu jampelajaran atau setara 40 menit dalam seminggu.Sekolah bisa enentukan sendiri hari yang terbaik sesuai untuk menerapkan kegiatan tersebut.
Jika memungkinkan SSR bisa dilakukan seluruh civitas sekolah termasuk kepala sekolah dan tenga kependidikan.Saat SSR berlangsung,semua aktivitas sekolah dihentikan dan seluruh civitas sekolah ikut membaca.Jka tidak memungkinkan,hal tersebut difokuskan pada kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam kelas.Guru merupakan model yang bisa ditiru siswa dalam kegiatan itu.Guru diharapkan tidak melakukan kegiatan selain membaca seperti halnya yang dilakukan siswa.
Siswa dan guru mendapatkan kesempatan untuk membaca bacaan tertentu yang dipilih guru sesuai rasa ketertarikan siswa.Bacaan yang dibaca siswa juga harus disesuaikan tingkat kecerdasan siswa di kelas tersebut. Kesulitan terhadap bacaan sangat memungkinkan siswa menjadi tidak berminat membaca dan membiarkan bacaan tidak tersentuh.
SSR berlangsung 15-20 menit.Siswa bisa melakukannya secara individu .Atau jika bacaan yang disdiakan sangat terbatas,siswa bisa melakukannya secara berkelompok.
Sangat dianjurkan memilih bacaan yang berbeda dari materi ajar yang didapatkan siswa di sekolah.sehingga mereka akan mendapatkan pengetahuan baru.Itu ditujukan untuk megurangi tingkat kejenuhan siswa. Bacaan bisa bersumber dari surat kabar,jurnal.majalah,bulletin,buku-buku sastra,ensiklopedi atau atau buku buku yang memuat berbagai kemajuan ilmu pengetahuan yang signifikan.
Pada 20-25 menit berikutnya,kegiatan diatur oleh guru sebagai tindak lanjut SSR. Sebagai langkah tindak lanjut yang pertama,guru bisa mendiskusikan isi bacaan bersama siswa.Memberikan penjelasan yang memadai dan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan akan sangat membantu siswa untuk semakin memahami isi bacaan serta mempercepat proses masuknya ilmu baru ke dalam benak dan pikiran siswa.
Sebagai follow-up berikutnya,guru bisa meminta siswa membuat sebuah laporan tertulis tentang apa yang sudah dibaca dalam kegiatan tersebut.Laporan itu bisa berupa sinaopsis,resensi,rangkuman,atau resume.Pembuatan laporan itu juga akan mengarahkan siswa pada ketrampilan yang lain,yaitu menulis.Format laporan tertulis harus disiapkan oleh guru.
Tindak lanjut yang terakhir,guru bisa meminta siswa untuk secara bergantian memasukkan hasil synopsis,rangkuman,atau resume ke dalam bulletin,jurnal,atau majalah dinding sekolah secara bergantian setiap minggu.Hal tersebut akan membuat siswa merasa diberi apresiasi (penghargaan) yang tinggi karena hasil tulisannya bisa dibaca seluruh civitas seklah.
Kegiatan tersebut dirasa penulis sangat penting.Sebab,bagaimanapun,membaca merupakan jalan masukknya berbagai jenis ilmu pengetahuan yang lain. Siswa akan mampu menyerap ilmu pengetahuan lain dalam masa pembelajaran melalui membaca,sehingga akan muncul generasi terdidik masa depan yang cerdas dan berwawasan luas.
SSR sebagai muatan tambahan pada kurikulum ,sekolah diharapkan mampu menciptakan sekolah yang memiliki :banyak keterbatasan menjadi sekolah sebagai center of excellence.Yaitu,sekolah dengan pusat keunggulan yang tingkat diferensiasi atau nilai beda yang tinggi,dari sekolah yang lain dengan program wajib baca. Dengan SSR,sekolah yang semula memiliki banyak keterbatasan berubah menjadi sekolah yang memiliki keunggulan.Yaitu,banyak siswa yang kaya informasi,sehingga siswa-siswa tersebut tanggap terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknilogi,berwawasan luas dan mampu menjawab tantangan dunia global serta dunia kerja.
Posted by 18.29 and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar